Esaunggul.ac.id, Lima Dosen Universitas Esa Unggul yakni Ken Martina Kasikoen, Roesfiansjah Rasjidin, Ratnawati Yuni Suryandari, Elsa Martini dan Nofierni menggelar pengabdian masyarakat (Abdimas) di Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor pada Oktober hingga Desember 2021.

Salah satu Dosen Ken Martina Kasikoen mengatakan dalam pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam tujuh tahap. Tahap pertama penjelasan maksud kegiatan kepada ibu-ibu PKK di Desa Pasir Jaya. Terdapat tiga orang ibu PKK yang antusias mengajarkan anak-anak tersebut bermain angklung, yaitu ibu ketua PKK ibu Sri Surbekti, dan dua orang ibu yang tertarik musik angklung dan sanggup mempelajari metode hand sign Kodaly.

“Di Tahap kedua dilakukan secara virtual ibu-ibu diminta memilih anak-anak usia sekolah dasar yang berbakat dan tertarik bermain musik angklung, sejkaligus dipilih anak yang mampu menjadi dirigen musik angklung lagu Sunda,” ujarnya.

Salah satu Kegiatan Pengabdian masyarakat

Ken melanjutkan di tahap ketiga secara virtual memberi penjelasan tentang Gerakan not angka unuk metode hand sign Kodaly serta memberikan penjelasan tentang Lagu Sunda berjudul Manuk Dadali dan lagu nasional berjudul Tanah Airku. Gerakan tangan sesuai not angka untuk metode hand sign Kodaly oleh anggota team

Di tahap ke empat, lanjut Ken mengawasi Latihan yang dilakukan oleh anak-anak, baik secara virtual maupun secara langsung di Sanggar Seni di ruang terbuka agar anak-anak nyaman belajar selama masa pandemic.

“Mengingat sedang musim penghujan, maka latihan tidak dapat dilakukan di tempat etrbuka secara terus menerus. Oleh karenanya Latihan dilakukan di ruang kelas Ketika kelas tidak digunakan lagi, Ketika anak-anak sekolah sudah pulang kecuali peserta pemusik angklung,” jelasnya.

Selanjutnya, Tahap keenam, melakukan pentas musik di ruang terbuka di kaki Gunung Salak nan sejuk seperti terlihat , dengan penonton mahasiswa yang berada di sekitar Kota Bogor.

“melakukan evaluasi terhadap anak-anak yang pemain musik angklung dan ibu-ibu PKK terkait kegiatan pengabdian masyarakat ini. Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak dan ibu-ibu PKK sangat senang akan kegiatan ini dan berharap kegiatan ini akan terus dilanjutkan,” terangnya.

Suasana Saat Acara

Ken bersama Tim Pengabdian Masyarakat UEU berharap Kegiatan ini dapat bekerjasama dengan sekolah – sekolah untuk memberikan pelatihan musik angklung disekolahnya, selain itu dapat juga diadakan pentas-pentas seni yang menampilkan permainan musik angklung agar dapat menumbuhkan rasa cinta dari masyarakat kepada kesenian daerahnya sendiri, serta keberanian dan kepercayaan diri dari anak-anak untuk tampil di depan umum.

“Untuk melestarikan budaya Sunda yang diminati anak-anak dan mudah dilakukan oleh anak-anak adalah dengan bermain musik bersama. Alat musik yang sesuai adalah alat musik angklung. Maka kegiatan pengabdian masyarakat ini yang memberikan pelatihan musik angklung dengan lagu Sunda dan dirigen hand sign Kodaly sangat sesuai dan dapat dijadikan Role Model oleh pemerintah daerah setempat untuk membuat program pelatihan musik angklung di daerahnya,” tutupnya.