Esaunggul.ac.id, Pengalaman menarik diceritakan oleh mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) UEU saat mengikuti Virtual Student Exchange Program di Asia University Taiwan, yang digelar 22 Februari hingga 25 Juni 2021. Dua mahasiswa PWK yang mengikuti kegiatan Virtual Exchange Student yakni Nabila Abdurahman Burhani mahasiswi PWK 2018 dan Hasanudin mahasiswa PWK 2019.

Nabila salah satu mahasiswa yang mengikuti Virtual Exchange menerangkan senang mendapat kesempatan dan merasakan program pertukaran pelajar di Asia University, Taiwan meskipun secara virtual. Saya mengikuti kursus Design Aesthetic selama enam (6) bulan bersama teman saya, Hasanudin (angkatan 2019).

Karena kelasnya didominasi oleh siswa Indonesia, makanya saya bisa bertemu banyak teman baru dari seluruh Indonesia dan beberapa teman dari Thailand (bahkan mereka lebih muda dari saya). Laporan ini berisi tentang kegiatan saya selama kuliah di Asia University pada program pertukaran selama enam (6) bulan.

Pertemuan Kelas dan Aplikasi Universitas Kelas hanya pada hari Rabu, aplikasi yang saya gunakan selama program pertukaran adalah Microsoft Teams dan aplikasi yang kami gunakan untuk kegiatan universitas itu sendiri adalah TronClass.

“Cukup baru bagi saya menggunakan Microsoft Teams dan khususnya TronClass, karena menurut saya TronClass hanya untuk Universitas di China atau Taiwan dan untuk aplikasi blended learning,” ucapnya.

 

Dirinya menuturkan Dibandingkan versi website dan versi mobile, saya lebih memilih menggunakan versi mobile karena lebih mudah dan mudah dipahami. Saya dapat melakukan absensi atau Rollcall dengan mudah meskipun itu QR Code atau Rollcall Code. Saya bukan satu-satunya yang berjuang menggunakan Tronclass, tetapi seluruh siswa juga berjuang menggunakan aplikasi untuk pertama kalinya.

“Ada siswa yang mengerti menggunakannya, jadi dia memberi tahu kami apa yang harus dilakukan dan bagaimana, itu membantu. Sejak hari itu hingga sekarang, saya dapat menggunakan aplikasi TronClass dengan mudah, dan saya dapat menggunakannya di mana saja saya inginkan sambil mendengarkan dosen dari Microsoft Teams di ponsel,” terangnya.

Kuliah Sambil Nonton Film

Nabila secara antusias menceritakan Biasanya setelah presentasi kelompok, dosen terkadang menunjukkan beberapa desain seperti bangunan, grafik, digital, dll atau kami menonton beberapa film dokumenter yang berhubungan dengan desain. Meski bukan minggu presentasi, dosen selalu menunjukkan desain atau film dokumenter yang keren.

Nabila mengatakan Contohnya pada film dokumenter, ada “Detras De Teeter-Totter Wall” yang merupakan juara umum untuk Beazley Design of the Year 2020, “The 4Ocean Mobile Skimmer” atau “The Ocean Cleanup Technology Explained”, “Design Thinking”, “ Abstrak: The Art of Design” ini tentang Bjarke Ingels, yang pernah bekerja dengan dosen satu kali, dan banyak lagi. Untuk desain yang ia tampilkan, ada “Yoshitomo Nara”, museum, dari website onedotzero dan masih banyak lagi.

Kemudian ada presentasi kedua atau tugas akhir, Nabila melanjutkan masing-masing kelompok memperkenalkan dua (2) hingga tiga (3) proyek yang menurut kami terbaik dan pantas untuk dinominasikan pada Design of the Years 2021, baik dari negara kita sendiri atau yang lebih kita kenal. Karena saya masih memiliki grup sebelumnya yaitu Grup Arsitektur, saya memutuskan untuk mencari sesuatu yang berhubungan dengan arsitektur di Indonesia yang cocok untuk dinominasikan pada Design of the Year 2021 di Kategori Arsitektur.

“Saya heran menemukan Microlibrary yang sudah dibangun oleh SHAU di Indonesia, Microlibrary yang sudah dibangun adalah Microlibrary Bima di Bandung dan Microlibrary Warak Kayu di Semarang, ada juga Microlibrary Fibonacci di Bandung yang masih desain. Saya dan kelompok saya mempresentasikan keduanya, termasuk Hasanudin dan kami mendapat Feedback yang luar biasa dari dosen,” tuturnya.

Nabila pun mengungkapkan kegiatan ini adalah pengalaman yang luar biasa untuk melakukan program pertukaran virtual pada kursus Design Aesthetic dari Asia University, Taiwan. Sdirinya mendapatkan beberapa pengetahuan, pola pikir, dan imajinasi baru tentang desain. Karena Nabila tahu apa yang akan dirinya lakukan selanjutnya setelah mendapatkan gelar Sarjana, dengan mengikuti program pertukaran virtual ini membuat saya semakin bersemangat untuk mengejar target yang sudah saya miliki setelah saya lulus dengan gelar Sarjana.

“Saya pun mengucapkan terima kasih kepada jajaran dosen salah satunya Bu Dayu Ariesta Kirana Sari, ST., M.Si. Karena telah memberikan saya kesempatan yang luar biasa untuk mengikuti program pertukaran virtual dan saya yakin ilmu yang saya pelajari akan berguna untuk masa depan saya terutama untuk mendapatkan gelar Master saya nanti,” tutupnya.

PWK UEU memiliki visi menjadi program studi Perencanaan Wilayah dan Kota yang unggul dalam bidang perancangan kota dan manajemen perkotaan yang berbasis kepada teknologi informasi dan kewirausahaan, serta berkomitmen tinggi kepada mutu dan berwawasan global. Menghasilkan lulusan yang berkualitas, menguasai teknologi dan memiliki wawasan ke masa depan.