Esaunggul.ac.id, Tiga dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Esa Unggul yakni Ratnawati Yuni Suryandari, Ken Martina Kasikoen, dan Elsa Martini menggelar Pengabdian Masyarakat di Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM (Universitas Gajah Mada) pada tanggal 11 Januari 2024. Pengabdian ini bertajuk Sosialisasi dan Penyuluhan Urban Farming: Berkebun Hidroponik di Kampus.
Dalam keterangan tertulisnya, Ratnawati salah satu dosen yang ikut dalam Pengabdian Masyarakat mengatakan berkebun hidroponik di kampus merupakan hal yang menarik dan menguntungkan. Kegiatan ini selain mampu menghijaukan lingkungan kampus, juga dapat menciptakan kenyamanan di lingkungan kerja. Disamping itu, berkebun hidroponik juga mampu menghasilkan tanaman sehat yang dapat dikonsumsi dan bernilai ekonomis.
Ratnawati pun mengatakan bahwa tujuan program Pengabdian Masyarakat ini adalah mengenalkan kepada warga PSKK UGM tentang metode pertanian modern yang dapat dilakukan di lahan terbatas, seperti di lingkungan kampus. Mitra usaha dalam program ini adalah civitas akademika PSKK UGM. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah penyuluhan cara berkebun hidroponik.
“Penyuluhan berjalan dengan baik, dan sekitar 20 orang peserta mengikuti penyuluhan tersebut. Peserta penyuluhan tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka banyak bertanya tentang cara memulai hidroponik di rumah atau di lingkungan kampus. Program Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan pada bulan November 2023 sampai dengan Januari 2024. Setelah menjalankan program ini, civitas akademika PSSK UGM terbuka fikiran dan pengetahuan mereka terkait dengan berkebun hidroponik.” ucapnya.
Dirinya pun mengatakan berkebun hidroponik di kampus ini bermanfaat sebagai media relaksasi dan interaksi dengan alam bagi warga kampus. Kegiatan ini juga dapat menambah keindahan dan kenyamanan lingkungan PSKK UGM dan memberikan pengalaman baru serta tambahan pengetahuan tentang urban farming di lingkungan kampus. Untuk selanjutnya, kegiatan berkebun hidroponik ini dapat juga diterapkan di lingkungan rumah mereka masing-masing.
”Penyuluh mempraktekkan secara langsung dengan melibatkan para peserta kegiatan Pengabdian Masyarakat tentang kegiatan preparasi nutrisi, penyemaian, dan penanaman hidroponik. Kegiatan ini membekali peserta tentang cara berkebun hidroponik sederhana dengan memanfaatkan botol-botol bekas yang ada di sekitar kita; melatih peserta melakukan penyemaian bibit sayuran seperti selada, pak choi, sawi pagoda, dan lain-lain; mengenal berbagai sistem hidroponik, terutama sistem wick/sumbu; memindahkan benih ke dalam sistem hidroponik; menakar larutan nutrisi hidroponik (AB Mix); dan cara merawat sayuran hidroponik hingga panen,” terangnya.
Dirinya dan tim mengatakan penyuluhan hidroponik di PSKK UGM ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga kampus dalam budidaya tanaman tanpa tanah. Hidroponik memiliki banyak manfaat, seperti penggunaan air yang lebih efisien, pertumbuhan tanaman yang lebih cepat, dan hasil panen yang lebih sehat.
“Dengan menerapkan ilmu hidroponik, warga kampus PSKK UGM dapat memulai usaha kecil mereka sendiri dan membantu meningkatkan ketahanan pangan di lingkungan kampus. Maka marilah kita bersama-sama mendukung budidaya hidroponik sebagai solusi pertanian yang inovatif dan berkelanjutan”, tutupnya.